"Aaaaak" emak seringkali histeris melihat tagihan listrik. Dibanding tagihan lainnya emang tagihan ini yang paling bikin shock. Jumlahnya dari bulan ke bulan suka tambah gede aja. Entah pemakaiannya yang nambah atau tarif dasar listriknya yang naik.

Pengennya sih demo minta pemerintah menurunkan TDL, tapi biarlah itu jadi bagiannya adek-adek mahasiswa aja. Emak ngga mau mengambil lahan mereka *halah*.

Sebagai gantinya, emak mau berbagi tips aja, tips hemat listrik ala Mak Irits.


Ganti lampu pijar dan pedar (LHE) dengan lampu LED. Hayoo di rumah iriters menggunakan lampu apa? Apaaah lampu pijar sungguh tidak kekinian sekali! Kalo emak amat-amati sih sekarang memang banyak yang sudah move on dari lampu pijar ke lampu pendar (atau yang biasa disebut lampu hemat energi). Tapi tahukah kamu iriters, ada yang lebih kekinian lagi yaitu lampu LED. Kelebihan lampu LED lebih hemat listrik dibanding lampu pendar apalagi lampu pijar. Usia pakainya pun lebih lama. Ya meskipun harganya memang lebih mahal dari lampu pendar dan pijar, tapi kalau dikalkulasi dengan usia maupun beban listriknya masih lebih hemat. Satu lagi yang tak kalah pentingnya lampu LED ini ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan karena bebas mercury!

Matikan lampu, cabut stop kontak yang tidak digunakan. Ngaku deh suka lupa kan matiin lampu padahal hari sudah siang dan ruangan sudah terang-benderang. Ayo ubah kebiasaan buruk itu, jangan menyepelekan watt yang keccil, kalo dila tiga puluh hari dalam sebulan bisa lumayan juga loh penghematannya. Ingat juga untuk mencabut stop kontak seperti TV, radio, charger handphone bila sudah selesai digunakan. Hanya mematikan tombol power, memungkinkan arus listrik maish mengalir, jadi tetap menyedot listrik juga.

Kembali ke benda-benda konvensional. Seperti, daripada menggunakan rice cooker, masak nasi aja di dandang. Dan biar irit gas, sambil masak nasi kita bisa sambil merebus telur, pisang atau kentang di dandang yang sama. Contoh lain, daripada menggunakan AC yang watt nya tinggi, kita bisa menggunakan kipas angin atauuuu kipas sate. Sekalian olahraga tangan juga kan?!

Bikin perusahaan listrik sendiri. yang namanya perusahaan listrik sendiri berarti ngga perlu bayar tagihan listrik kan hihihi. Emak jadi inget deh dulu waktu perusahaan telekomunikasi masih satu-satunya di Indonesia, biaya komunikasi sangat mahal. Mau telepon interlokal aja harus ngantri di wartel sebelum jam enam pagi soalnya, di jam itu tarifnya cuma 25%. Sekarang setelah banyak perusahaan telekomunikasi, semua pada bersaing memberi kemudahan dan kemurahan. Selain itu memicu adanya inovasi. Yakali kalo ada perusahaan listrik lagi bisa kaya gitu juga kan hehehe. Perusahaan listrik bisa dimulai dari skala kecil loh. Misal kita bikin pembangkit listrik dari limbah pabrik tahu misalnya. Sudah ada kan desa yang membuat seperti ini. ALangkah baiknya kalau teknologi macam begini dikembangkan lagi.

semoga tak ada lagi drama ini setelah melakukan tips hemat listrik ala Mak Irits ya