Inget postingan saya yang berjudul Pembukuan Keuangan Rumah Tangga kan? Nah beberapa komentator ada yang memberi tips mengendalikan pengeluaran. Mereka menggunakan sistem amplop. Membuat pos-pos anggaran dan memisahkannya. Jadi disediakan amplop khusus belanja bulanan, amplop khusus berisi uang bensin atau transport, dan sebagainya.

Semisal pos anggaran transportasi sudah habis ya itu artinya kita ngga boleh kemana-mana lagi, kecuali kalo mau jalan kaki. Uang belanja habis, ya ngga bisa belanja lagi, pulang aja ke rumah ortu numpang makan gratis hihi.

Mengendalikan keuangan ini memang penting banget. Supaya bisa selaras antara pemasukan dan pengeluaran, tidak terjadi yang namanya besar pasak daripada tiang alias lebih besar pengeluaran daripada pemasukan. Atau, belum sampe waktunya gajian, eh uang udah habis aja. Gaswat kan.

Akhirnya, mulai bulan ini saya juga mencoba melakukan hal yang sama. Saya menyediakan cukup banyak amplop yang nantinya akan diisi uang belanja harian, bensin, jalan-jalan, pengeluaran tak terduga, tagihan bulanan (telp, inet, listrik, air), dan iuran bulanan RT (kompleks perumahan).

Setelah saya bikin oret-oretannya.. Loh kok nominalnya melebihi pemasukan yang biasa saya terima tiap bulan. Tentu saja saya kemudian mencoba mengurangi pos-pos anggaran yang sudah saya buat, supaya pengeluaran jumlahnya bisa lebih kecil daripada pemasukan, minimal sama lah.

Setelah saya kurangi mana-mana saja anggaran yang sekiranya bisa dipangkas, itung-itung lagi, masih kelebihan ya meskipun tak sebanyak tadi lah? Lantas anggaran mana lagi ini yang mau dipangkas?

Saya kemudaian merubah pola pikir saya. Ketika pos-pos anggaran sudah tidak bisa dikurangi, berarti penghasilan yang harus ditingkatkan, bismillah yakin bisa :)

Pernah mengalami hal yang sama?

@MissHagemaru