Irit atau hemat sepertinya sudah mendarah daging pada sebagian besar emak-emak di muka bumi ini. Apalagi yang berwatak hagemaru kayak eykeh. Belum jadi emak aja udah nampak bibit-bibit keiritannya.

Irit bukan berarti pelit... Meskipun banyak emang orang yang mengaku irit kemudian terjerumus menjadi pelit. Ada juga yang cuma irit aja, tapi orang mengecapnya sebagai pelit.

Irit bukan berarti pelit. Terkadang, irit atau hemat itu bisa berguna untuk hajat hidup orang banyak.

Misalnya nih ya, kalo saya terima kado, saya akan membukanya dengan hati-hati. Kertas kadonya kalo masih bagus akan saya simpan dengan baik, mungkin suatu saat bisa digunakan lagi. Kalo udah jelek ya satuin sama barang bekas lainnya, jual di tukang loak bisa jadi duit. Irit kan? Tapi sebagian orang pasti ada yang bilang saya pelit. "Kertas kado kan murah, beli lagi aja kalo butuh. Pelit amat sih!"

Lho ini bukan sekedar menghemat pengeluaran pribadi saja. Tapi dengan begini, saya akan mengurangi sampah dan secara tidak langsung (meskipun tidak signifikan jika hanya saya yang melakukannya) menyelamatkan pohon sebagai bahan baku pembuat kertas kado. Kalo pohon terselamatkan , udara menjadi bersih, habitat para hewan pun terlindungi.

Inilah yang saya sebut hemat demi hajat hidup orang banyak. Kamu punya contoh lainnya, yuk share. Go Green, Hijau di bumi hijau di kantong hihi apa cobaaa...

Tulisan ini diikutsertakan pada “Giveaway Irit tapi Bukan Pelit” yang diadakan oleh Kakaakin